Resume Assigment
1st Meeting Industrial
Statistics Courses
Seperti biasanya, pertemuan perdana diawali dengan
introduction oleh dosen yang bersangkutan, akan tetapi berbeda dengan dosen lain,
introduction yang dilakukan oleh bapak Kholish sangat berbeda
menurut saya, karena beliau tidak hanya memperkenalkan diri atau menjelaskan tentang
peraturan perkuliahan saja, beliau memberi kesan pertama yang sangat baik bagi
kami para mahasiswanya.
Saat masuk dikelas beliau sedikit terlihat “dingin”
menurut saya, akan tetapi saat beliau memulai pembicaraan didepan kami ternyata
hal tersebut tidak benar, beliau sangat “hangat” kepada kami para mahasiswanya.
Awal pembicaraan dikelas beliau memulainya dengan doa, setelah itu beliau menanyakan kepada
kami, “ Hari ini sudah pada tahu belum kita belajar apa?” tentunya kami yang
ada dikelas sudah tahu apa yang akan kami pelajari dan tentunya menjawab pertanyaan
beliau “Statistika Industri Pak”. Setelah kami menjawab pertanyaan tersebut, beliau
kembali melempar pertanyaan kepada kami, “Statistik atau Statistika” dan tanpa
ragu kami sekelas menjawab pertanyaan kedua tersebut, “Statistika Pak” .
setelah itu beliau mulai menjelaskan bahwa jawaban kami benar, dan beliau juga
menjelaskan bahwa Statistik dan Statistika adalah 2 hal yang berbeda artinya, sama
seperti Matematik dengan Matematika,kedua hal tersebut adalah 2 hal yang
berbeda artinya.
Statistika Industri atau dalam bahasa inggris Industrial Statistics merupakan alat
yang berguna untuk mengetahui suatu kebenaran, beliau memberi contoh
penerapannya kepada kami dengan membandingkan 2 pohon yang berbeda jenis dan
ukurannya (Pohon Palm dan Pohon Pinus) yang terlihat dari jendela kelas, beliau
melempar sebuah pertanyaan kepada kami bahwa pohon manakah yang lebih besar,
tentunya kami langsung menjawab bahwa pohon palm adalah pohon yang ukurannya
lebih besar dari pada pohon pinus, akan tetapi beliau mengatakan kepada kami
bawa sebelum menyimpulkan sesuatu (dalam hal ini kasus pohon tadi) perlu
dilakukan sebuah pengukuran atau measurement
terhadap objek yang sedang kita uji untuk mengetahui secara real bahwa apa yang kita uji tersebut
sudah benar sehingga kita dapat menarik sebuah kesimpulan dari ukuran atau measure yang telah didapatkan pada kasus
tersebut.
Selain menjelaskan tentang apa itu statistika,
beliau juga menjelaskan tentang aspek-aspek belajar dan keterkaitan antara
bahasa dan proses belajar/aspek-aspek belajar.
Dimana beliau menjelaskan aspek-aspek belajar
terlebih dahulu. Beliau menjelaskan bahwa dalam belajar, kita membutuhkan 3
hal, yang pertama adalah Kognitif, ini merupakan pengetahuan yang kita miliki
tentang suatu hal, yang kedua adalah Psikomotoris yang merupakan gerak, dapat
diartikan seperti indera yang kita miliki digunakan untuk dikolaborasikan
dengan aspek Kognitif tadi, dan yang terakhir adalah Afektif yaitu bagaimana
diri kita secara sadar dan aktif melakukan hal yang terkait antara kognitif dan
psikomotoris tadi sehingga aspek belajar tersebut dapat kita penuhi dan secara
maksimal kita dapat belajar dengan baik dan benar.
Beliau menjelaskan bahwa kita hanya aspek kognitif
saja yang dipenuhi hal tersebut sama saja seperti RAM pada perangkat komputer,
bersifat volatile atau sementara artinya pengetahuan yang masuk kedalam pikiran
kita tidak akan bertahan lama karena tidak didukung oleh 2 aspek setelahnya,
untuk membuat pengetahuan tersebut menjadi non-volatile perlu dukungan yang
berkesinambungan dengan 2 aspek setelahnya yaitu psikomotoris dan afektif.
Selain tentang aspek-aspek belajar, beliau juga menjelaskan
tentang bahasa dan keterkaitannya dengan aspek belajar, dimana beliau
mengatakan bahwa dalam bahasa dan proses belajar terdapat 4 komponen yang
sangat penting untuk diketahui, ke-empat komponen tersebut adalah :
- Mendengarkan
- Menuliskan
- Membaca
- Berbicara
Ke-empat komponen tersebut tidaklah tetap
urutannya pada tiap-tiap orang, karena tiap orang memiliki keunikan sendiri
dalam hal bahasa dan proses belajarnya. Beliau juga mengatakan bahwa Berbicara
adalah komponen paling utama dalam hal berbahasa, karena tidak semua orang
mampu berbicara menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Beliau memberi contoh
seperti seorang mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, tentunya mahasiswa
tersebut tidak dapat mengerjakan skripsinya jika tidak melakukan sebuah
penelitian yang sifatnya tentu saja meng-interview
berbagai narasumber dari penelitiannya.
Diakhir penjelasannya beliau juga memberi sebuah “quote”
dari Sir Isac Newton dengan langsung memberi contohnya, dimana beliau
mengilustrasikan ada 2 orang yang memiliki masing-masing sebuah apel dan mereka
saling menukarkan apel tersebut, dari interaksi tersebut masing-masing orang
tersebut akan memiliki 2 statement, jadi
dalam sekelas ada kemungkinan 1 orang dapat memiliki 43 statement terhadap suatu kondisi.
Diakhir perkuliahan beliau menutupnya dengan doa, dan memberikan kesempatan kepada kami untuk berembuk untuk membagi kelompok.
ini adalah foto yang menggambarkan suasana setelah kelas selesai,
No comments:
Post a Comment